Oleh : Lulut Indrianingrum
Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Semarang (UNNES) Gedung E4, Kampus Sekaran Gunungpati Semarang 50229, Telp. (024) 8508102
Abstrak : PNPM P2KP (Program Penanggulangan Kemiskinan Perkotaan) yang dilaksanakan di Indonesia telah banyak mengubah kebiasaan-kebiasaan masyarakat dalam mengelola lingkungannya. Metode yang diterapkan dalam P2KP dianggap baru oleh masyarakat yang meliputi banyak lokasi pelaksanaan sebagai program nasional, waktu sosialisasi yang terbatas dan menuntut keluaran yang nyata pada periode yang singkat (pada program partisipasi). Hal-hal tersebut merupakan fakta yang melatarbelakangi pertanyaan kritis bahwa bagaimana respon masyarakat dalam mengelola program PNPM P2KP ditengah cara-cara konvensional yang biasa dilakukan masyarakat dalam mengelola lingkungannya. Artikel ini bertujuan untuk mendiskripsikan respon masyarakat pada metode perencanaan partisipatif (sebagai inti dari PNPM P2KP) ketika program ini dijalankan. Lokasi studi terletak di Kelurahan Sadang Serang Kota Bandung. Kelurahan ini telah melaksanakan program P2KP sejak 2004. Selama periode program, masyarakat menemui kesulitan dalam menjalankan metode program yang diterapkan. Masyarakat belum terbiasa dengan metode P2KP namun waktu yang diberikan pada masyarakat belum cukup untuk memahami tujuan program. Dengan kata lain, program yang seharusnya dilaksanakan dengan dasar partisipatif, dilaksanakan dengan dasar proyek. Waktu merupakan kunci dari permasalahan ini karena metoe partisipatif akan memberikan waktu yang tidak terbatas bagi masyarakat untuk berinteraksi dengan program. Respon-respon dari masyarakat dianalisa dari wawancara dengan BKM (Badan Keswadayaan Masyarakat) sebagai pegelola P2KP dan anggota masyarakat di Sadang Serang.
Kata kunci : respon masyarakat, metode PNPM P2KP
Abstract : PNPM P2KP (national program of community empowerment – urban poverty alleviation program) has been changing the community’s habit in managing the neighbourhood. The method is new, covering many locations of implementation-as national program, limited time of socialization and demanding a real output in short period. These backgrounds lead to a critical question of how does the community response to manage PNPM P2KP within the traditional way of managing the neighbourhood?. This paper aims to describe the community’s response to participatory planning (as the spirit of PNPM P2KP) when they are implementing the program’s method. The location of study is in Sadang Serang Sub District in Bandung Municipality. Sadang Serang has been participating in this program since 2004. During the project period, the community found a complicated way of implementing the program’s method. They have not been acquainted with the participatory method but the program did not give them enough time to understand the program’s objective. In the other words, The program that should be participatory-based was implemented in project-based. Time is the keyword of this matter because participatory method will give the community unlimited time to interact with the program. Community’s responses were collected from interviews with the community’s board (BKM) as the local comitee of PNPM P2KP and community member in Sadang Serang.
Keywords: Community’s response, PNPM P2KP Method
Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Semarang (UNNES) Gedung E4, Kampus Sekaran Gunungpati Semarang 50229, Telp. (024) 8508102
Abstrak : PNPM P2KP (Program Penanggulangan Kemiskinan Perkotaan) yang dilaksanakan di Indonesia telah banyak mengubah kebiasaan-kebiasaan masyarakat dalam mengelola lingkungannya. Metode yang diterapkan dalam P2KP dianggap baru oleh masyarakat yang meliputi banyak lokasi pelaksanaan sebagai program nasional, waktu sosialisasi yang terbatas dan menuntut keluaran yang nyata pada periode yang singkat (pada program partisipasi). Hal-hal tersebut merupakan fakta yang melatarbelakangi pertanyaan kritis bahwa bagaimana respon masyarakat dalam mengelola program PNPM P2KP ditengah cara-cara konvensional yang biasa dilakukan masyarakat dalam mengelola lingkungannya. Artikel ini bertujuan untuk mendiskripsikan respon masyarakat pada metode perencanaan partisipatif (sebagai inti dari PNPM P2KP) ketika program ini dijalankan. Lokasi studi terletak di Kelurahan Sadang Serang Kota Bandung. Kelurahan ini telah melaksanakan program P2KP sejak 2004. Selama periode program, masyarakat menemui kesulitan dalam menjalankan metode program yang diterapkan. Masyarakat belum terbiasa dengan metode P2KP namun waktu yang diberikan pada masyarakat belum cukup untuk memahami tujuan program. Dengan kata lain, program yang seharusnya dilaksanakan dengan dasar partisipatif, dilaksanakan dengan dasar proyek. Waktu merupakan kunci dari permasalahan ini karena metoe partisipatif akan memberikan waktu yang tidak terbatas bagi masyarakat untuk berinteraksi dengan program. Respon-respon dari masyarakat dianalisa dari wawancara dengan BKM (Badan Keswadayaan Masyarakat) sebagai pegelola P2KP dan anggota masyarakat di Sadang Serang.
Kata kunci : respon masyarakat, metode PNPM P2KP
Abstract : PNPM P2KP (national program of community empowerment – urban poverty alleviation program) has been changing the community’s habit in managing the neighbourhood. The method is new, covering many locations of implementation-as national program, limited time of socialization and demanding a real output in short period. These backgrounds lead to a critical question of how does the community response to manage PNPM P2KP within the traditional way of managing the neighbourhood?. This paper aims to describe the community’s response to participatory planning (as the spirit of PNPM P2KP) when they are implementing the program’s method. The location of study is in Sadang Serang Sub District in Bandung Municipality. Sadang Serang has been participating in this program since 2004. During the project period, the community found a complicated way of implementing the program’s method. They have not been acquainted with the participatory method but the program did not give them enough time to understand the program’s objective. In the other words, The program that should be participatory-based was implemented in project-based. Time is the keyword of this matter because participatory method will give the community unlimited time to interact with the program. Community’s responses were collected from interviews with the community’s board (BKM) as the local comitee of PNPM P2KP and community member in Sadang Serang.
Keywords: Community’s response, PNPM P2KP Method
Bagikan konten ini melalui social media ...